Cara Mendidik Anak Yang Terlanjur Tidak Menurut

assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

pendidikan anak itu menjadi cerita panjang. sebenarnya cerita kerinduan tentang keselamatan sang anak, dan keselamatan lahir itu sama dengan keselamatan batin. ada seorang bapak yang anaknya yang tiba-tiba dirobek perutnya karena usus buntu, rela tidak dia? marah tidak sama dokternya? tidak.. padahal perutnya dirobek. kenapa tidak marah? karena ada harapan untuk sembuh. anaknya demam, tiba-tiba ditusuk jarum suntik sama dokter, marah tidak seorang ibu? tidak.. karena ada harapan kesembuhan. harapan kesehatan lahir sama dengan harapan kesehatan batin. artinya memang merawat anak secara dzohir harus dikasih makan benar jangan makan makanan yang tidak sehat dan sebagainya kan begitu? agar dia sehat.. cuman kok dia masih sakit gimana caranya? ya sesuai dengan kebutuhannya.. dirobek ya dirobek.. ditusuk ya ditusuk kan begitu.. demi kesembuhannya..

Mendidik Anak Perlu Ketegasan

begitu juga dengan urusan keselamatan akhirat, cuma kalau masalah keselamatan akhirat, kadang orang tua semakin dungu.. berani merobek anaknya, berani menusuk anaknya, tapi kalau anak sudah melanggar syariat, kadang-kadang jadi penakut..maka caranya dengan lemah lembut, tetapi ada batas ketegasannya. sehingga dirumah itu ada rambu-rambu atau ada aturannya.

ada orang tua yang tidak bisa mengingatkan anaknya, tau apa yang terjadi? dalam diri orang tua tersebut sudah tidak menjadi bapak lagi, sudah tidak menjadi ibu lagi.. ketegasan itu bukan berarti dengan cara yang kasar, orang tua juga ada batas aturan dalam ketegasan.. anak tidak nurut ingin ini itu yang melanggar batas syariat, kita sebagai orang tua ingatkan tidak boleh.. nangis? biarkan nangis tidak apa-apa, nanti juga capek sendiri, kalau sudah capek kita dekati, peluk, cium, ingatkan lagi dengan lembut kalau itu tidak baik..

Mendidik Anak Perlu Bantuan Orang Lain

kemudian, kita dalam mendidik anak jangan sombong.. anda pakar pendidikan, anda psikolog anak.. ah saya ingin didik anak saya sendiri karna saya pakarnya.. jangan seperti itu.. banyak pakar pendidikan mengisi kegiatan dimana-mana, terkenal, saya yakin dia punya anak pasti susah mendidiknya juga.. belajar ngaji sama anaknya baru dapat 2 ayat pasti udah emosi dia..

maka dari itu, kita tidak boleh sombong dalam mendidik anak, kita perlu bantuan orang lain, bisa konsultasi dengan ustadz ustadzah.. atau lembaga pendidikan lain, sekolah, pondok.. ada anak dari seorang pakar pendidikan yang susahnya minta ampun kalau diatur, setelah masuk pondok, lulus sampai rumah akhlaknya berubah jadi penurut.. karena apa? karena anak dengan orang tua itu dekat, maka ada rasa kurang santun dan menyepelekan, beda dengan orang lain, ada rasa santun karena tidak dekat.. maka dari itu dalam mendidik anak tetap mintalah bantuan dari orang lain..